Otak sebagai pusat saraf dan pengendali lahirnya ide-ide ternyata sejak kacil sudah memiliki 100 Miliar neuron yang direkatkan oleh berjuta-juta synap. Ada dua belahan yang sering disebut dengan otak kanan dan otak kiri. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Ada hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Roger Sperry dkk. (1960-an) bersama dengan Prof. Robert Ornstein. Untuk karya penelitiannya Roger Sperry memperoleh hadiah Nobel.
Penelitian dilakukan terhadap para mahasiswa yang diberi tugas mental (melamun, membaca, menghitung, berbicara, menggambar, menulis, member warna berbagai bentuk, mendengarkan musik). Sementara itu para peneliti mengukur gelombang otak mereka.
Hasilnya sungguh mengejutkan, ternyata ada dua tugas kategori utama, yaitu tugas otak kiri dan tugas otak kanan. Tugas otak kanan antara lain: irama, kesadaran ruang, imajenasi, melamun, warna, dimensi, dan tugas-tugas yang membutuhkan kesadaran holistik atau gambaral global-menyeluruh.
Adapun tugas otak kiri lebih bersifat akademis, seperti logika, analisis, angka-angka, hitungan, urutan, kata-kata, daftar, linieritas, gradasi. Kalau seseorang sudah terlatih dengan kerja dari salah satu sisi otak, maka akan muncul kecenderungan memilih kegiatan yang dikendalikan oleh tugas otak tersebut.
Istilah popular yang sering dimunculkan untuk otak kiri adalah “akademik”, “intelektual”, dan “bisnis”. Sementara untuk otak kanan muncul istilah”kreatif”, “naluriah”, “artistik”.
Perlu dipahami, bahwa kekuatan dan kelemahan selalu ada secara berimbang. Khusus untuk kajian otak manusia, jika ada kelemahan pada area tertentu dan dilatih oleh pakar, maka keterampilan dan kekuatan mereka pada area yang lemah tersebut akan meningkat.
Yang lebih mengejutkan adalah kinerja otak di area-area lain menjadi semakin meningkat dan menguat.
Misalnya, seseorang lemah dalam bidang menggambar, kemudian dilatih menggambar-melukis dengan cermat dan teliti dengan langkah-langkah yang benar, maka kinerja akademiknya akan meningkat.
Peningkatan yang luar biasa pada bidang geometri, dimana persepsi dan imajenasi berperan sangat penting.
Jangan dikira bahwa kegiatan melamun itu “jelek”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan melamun itu sangat penting untuk ketahanan hidup otak.
Melamun memberi istirahat yang diperlukan oleh bagian-bagian otak yang telah melakukan kerja analisis, ordering, dan pengulangan-pengulangan.
Melamun dapat melatih pemikiran proyektif dan imajenatif, dan memberi kesempatan pada otak kita untuk mengintegrasikan dan mencipta.
Sebagian besar orang genius (briliant) menggunakan lamunan yang diarahkan untuk membentuk mereka memecahkan masalah, menghasilkan ide-ide dalam pencapaian tujuan.
Dalam buku terlarisnya Cracking Creativity, Michael Michalko menuliskan bahwa Mind Map akan dapat mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memfokuskan pada pokok bahasan, dan mengubah ingatan jangka pendek menuju ingatan jangka panjang.
Untuk itu kita akan sangat terbantu dalam merencana, mengatur hidup, memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan mengagumkan, menyerap fakta-fakta serta informasi baru dengan sangat mudah.
Untuk menghasilkan ide-ide cemerlang, masing-masing orang berbeda, sangat bervariasi. Ada beberapa pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
Apakah Anda cenderung menghasilkan ide-ide cemerlang ketika sedang mandi berendam? Sedang mandi di pancuran? Merias wajah sendiri? Di tempat tidur? Berjalan di alam terbuka? Mencoret-coret? dan seterusnya. Semua itu adalah kondisi istirahatnya fungsi mental dan fungsi fisik.
Istirahat, ternyata sangat diperlukan bagi fungsi mental-dan fungsi tubuh. Menghirup udara segar, menghembuskan nafas mental, merelaksasikan otot-otot tubuh, namun ternyata otak kita tidak diam. Ketika kita istirahat, otak kita berkelana ke Mind Map internalnya, mencari dan menemukan asosiasi-asosiasi baru untuk membuat Mind Map pikiran yang baru.
Agar otak berfungsi efektif, maka diperlukan istirahat secara teratur dan periode aktivitas yang teratur pula. Apabila kita tidak melakukannya secara teratur, maka otak akan memaksa kita untuk melakukannya (biasanya hilang konsentrasi, ketegangan mental, dalam istilah ekstremnya: nervous breakdown).
Semua itu merupakan desakan otak yang menuntut kita supaya istirahat untuk memperoleh keseimbangan kembali. Ada lagi bentuk istirahat yang mendalam, yaitu tidur. Ketika itu otak memadukan pengalaman satu hari itu, menyaring, memilah, memilih, dan mengarsipkan, serta menyelesaikan masalah. Adapun di dalamnya ada mimpi, adalah bagian alami dari proses ini, dan merupakan salah satu sumber ilham terbesar para jenius kreator.
Bila tubuh diberi gizi yang baik, olah raga yang benar dan teratur, maka tidur akan bersifat “menyembuhkan” dan sering kali menjadikan sumber kreativitas, pemahaman, dan membuka pengetahuan yang tak terbatas. Jadikanlah sebagai wahana pengolahan otak secara cermat.
Tidur yang bermakna, bermanfaat, dan menyegarkan akan menjadikan otak kita semakin kuat dan tahan lama. Ternyata tidur pun berpikir, dan merupakan salah satu cara mengolah otak kita supaya tahan lama.
Dr. Aries Purwanto, M.Pd. adalah dosen Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo, dan Sekretaris Umum Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).
Telah diterbitkan di https://nusadaily.com/opinion/mengolah-otak-secara-cermat.html/4