Di era globalisasi ini informasi dari berbagai penjuru dunia dapat diakses dengan sangat cepat. Pemanfaatan teknologi yang serba canggih membuka peluang untuk berpikir cepat, bertindak cepat, dan bersikap kritis. Aspek positif dalam proses pembelajaran diikuti pula dengan aspek negatif sebagai faktor ikutan (efek samping).
Pada umumnya, justru efek samping ini menjadi dominan karena kurangnya kontrol atau pengendalian. Realita tersebut menjadi akar stagnasi dunia bisnis di Indonesia secara umum. Secara spontan mereka menciptakan organisasi, sistem dan prosedur. Mereka beresonansi dengan dunia yang “teratur” dalam aturan.
Dalam dunia bisnis kita kenal dengan istilah branding dan selling. Kedua istilah ini saling berkaitan tetapi memiliki esensi yang berbeda. Oleh sebab itulah perlu digali lebih dalam keberadaan masing-masing istilah tersebut secara aplikatif dan konseptual. Secara leksikal brand berarti signal khusus yang melekat pada suatu barang atau jasa yang telah dipatenkan secara prosedur perdagangan.
Sebuah nama atau “merk” yang disertai kondisi objektif kualitas, kuantitas, maupun estetika dalam perdagangan sehingga memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain. Dengan penanda dan segenap identitasnya yang khas itulah tercipta brand dari sebuah produk. Popularitas dan tingkat daya jual (selling) dapat mempengaruhi tingkat branding sebuah produk.
Terdapat beberapa sifat dan karakter dalam bisnis yang terkait dengan branding dan proses selling. Mengejar kepuasan dengan penemuan baru merupakan pribadi yang senang tantangan. Dengan demikian akan terus mencari terobosan-terobosan baru. Tidak menyukai kemapanan dan status quo serta menggunakan kegagalan sebagai sarana meraih keberhasilan.Tidak mengenal kata ‘kapok’ sampai menemukan cara yang memuaskan.
Branding mencakup penanda khusus yang menunjukkan kelebihan, baik dalam aspek kualitas, kuantitas, maupun mode estetika. Komunikasi online merupakan hubungan antar manusia dengan menggunakan media teknologi komunikasi berupa hand phone. Komunikasi terjadi secara maya, baik berupa suara, tulisan, dan gambar, bahkan bisa melalui video call.
Penciptaan pencitran dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang sehingga bisa mempersuasi pembaca, pendengar, penonton, sehingga terbentuk image bahwa barang atau jasa itu menjadi penting dan dibutuhkan dalam kehidupan.
Teknik penyajian dalam mempromosikan barang dibuat dengan sangat menarik, mengajuk emosi, memberi daya pikat dan trendy. Diciptakan image bahwa dalam kehidupan masa sekarang, tanpa barang tersebut terasa tidak lengkap, terasa ketinggalan dan sebagainya. Pemberian nama produk serta simbol-simbol yang ditampilkan harus mudah diingat, enak didengar, singkat tapi meaningfull.
Pemberian citra yang baik terhadap barang inilah yang akan mengdongkrak tingkat penjualan di masyarakat online. Hal ini tidak terlepas dari peran iklan atau promosi. Uji kualitas serta testimoni produk diskenario dengan baik.
Selling bermakna menjual, menawarkan, menyebarkan produk atau jasa yang pada akhirnya konsumen mau membelinya. Di dalamnya terdapat penawaran, pemaparan spesifikasi barang sehingga terjadi kesepakatan harga. Selling secara online cukup melalui media online, baik wujud barang, kegunaan, serta spesifikasi lainnya.
Ada pun sistem pembayaran juga dilakukan secara transfer antar bank atau lembaga keuangan lain. Ada dua cara pembayaran, yakni saat barang sudah diantar sampai alamat, atau dibayar dulu sesuai kesepakatan kemudian barang diantar melalui jasa pengiriman barang.
Sesungguhnya dalam realitas sosial berlangsung proses pertarungan kepentingan, ideologi, dan sebagainya. Masing-masing kalangan sedang mencoba untuk membangun hegemoni. Dalam konteks seperti ini berlangsung proses negosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam pertarungan. Kondisi yang menunjukkan adanya pertarungan, negosiasi, dan semacamnya menjadi realitas yang wajar di tengah masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif yang signifikan branding terhadap selling dalam komunikasi bisnis online yang berlokasi di kota maupun di desa. (2) Terdapat pengaruh positif yang signifikan selling terhadap branding dalam komunikasi bisnis online yang berlokasi di kota maupun di desa. (3) Terdapat pengaruh positif yang signifikan branding dan selling dalam peningkatan pendapatan (income generating) melalui komunikasi bisnis online yang berlokasi di kota maupun di desa.
Hasil penelitian ini, apabila dikaji dari teori Sprinter dan Deutsch (dalam Munandar, 2019:52), bahwa di dalam bertingkah laku individu dipengaruhi oleh:keinginan, harapan, harga diri (prestise), motivasi, baik internal maupun eksternal. Motivasi tersebut akan memacu sikap, perilaku, dan etos seseorang sehingga dapat berkomunikasi bisnis secara online.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi seseorang baik di kota maupun di desa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi bisnis. Hal ini kemungkinan lebih disebabkan oleh tinggi dan rendahnya keinginan untuk beradaptasi dalam kehidupan.
Peristiwa komunikasi bisnis antara salles, konsumen, produsen, dan distributor sangat diperlukan. Dalam upaya membentuk image masyarakat dan kelancaran komunikasi online. Perpaduan dari berbagai demensi dan sudut pandang bisnis dapat dikembangkan melalui komunikasi yang ideal. branding dan selling di dalamnya. Selles dengan bahasa millennium dapat menjual sebanyak mungkin produk yang sudah di-branding kepada konsumen seluas-luasnya. Berbagai situs yang dapat digunakan antara lain: Instagram, face book, watshap, status/ story, sms, telephone, e-mail, you tube, massanger, tweeter dan lain-lain.
Pembentukan branding dapat dilakukan dengan teknik braint whasing, ketika melakukan promosi saat selling sehingga konsumen dapat terhipnosi dan melakukan identifikasi diri untuk termotivasi membeli produk-produk yang ditawarkan. Kalau sudah terbentuk image dalam diri konsumen, maka akan muncul keinginan untuk membeli dan terjadilah jual-beli secara online. Segi positif dan negatif dalam bisnis on line selalu ada, sehingga harus pandai-pandai bersikap bijaksana. Berbagai keunggulan dan resiko bisnis online akan diceritakan pada episode berikutnya. (***)
*) Dr. Aries Purwanto, M.Pd adalah dosen IAI Al Khoziny Sidoarjo dan anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI). Tulisan ini disunting oleh Dr Dewi Kencanawati, M.Pd, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nusantara PGRI Kediri dan anggota PISHI
Telah diterbitkan di https://nusadaily.com/opinion/branding-and-selling-era-bisnis-online.html/2